Saturday 3 November 2012

SENI TEATER




A. Pengertian Teater
            Istilah teater berasal dari bahasa Yunani yang berarti gedung/tempat pertunjukkan. Sedangakan dalam bahasa Inggris “theatre” mengandung banyak pengertian, yaitu :
  1. Gedung pertunjukan tempat orang menonton sajian tontonan
  2. Tontonan yang disajikan di gedung pertunjukan yang memaparkan lakon
  3. Adegan, permainan, gagasan dan sebagainya yang dipandang sebagai drama
  4. Tempat suatu tindakan atau perbuatan terjadi

Secara umum, teater adalah pengertian yang mengisyaratkan kepada drama dan segala sesuatu yang mempunyai kaitan dengan naskah dan acting lakon.

1. Bentuk-bentuk teater Nusantara dan teater modern

Berkembang dikalangan rakyat disebut teater tradisional, sebagai lawan teater modern dan kontemporer. Teater tradisional tanpa naskah (bersifat improvisasi). Sifatnya supel artinya dipentaskan di sembarang tempat.

Teater tradisional dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.      Teater rakyat
Teater ini bersifat sederhana, improvisasi, spontan dan menyatu dengan kehidupan rakyat.
Contoh:
1.      Randai dari Sumatra Barat
2.      Ketoprak , Srandul, Jemblung, dan gatotkaca dari Jawa Tengah
3.      Lenong, Blantek, dan Topeng Betawi dari Jakarta
4.      Kentrung, Ludruk, Ketoprak, Topeng Dalang, Reog dan Jemblung dari Jawa Timur
  1. Teater Klasik
Sifat teater ini sudah mapan, artinya segala sesuatunya sudah teratur dengan cerita, pelaku yang terlatih, gedung pertunjukan yang memadai dan tidak lagi menyatu dalam kehidupan rakyat (penontonnya). Lahirnya jenis teater ini dari pusat kerajaan yang bersifat feodalistik. Contoh: wayang kulit, wayang orang dan wayang golek. Ceritanya statis tapi memiliki daya tarik berkat kreativitas dalang atau pelaku teater tersebut.

  1. Teater tradisi
Teater tradisi yaitu teater yang bersumber dari teater tradisional, tetapi gaya penyajiannya sudah dipengaruhi oleh teater barat. Teater modern adalah teater yang dalam kepengurusannya memerlukan suatu profesionalisme, hal itu karena dibutuhkan pengelola keuangan dan organisator yang mampu memanjangkan napas hidup grup-grup teater modern.

Ciri-ciri teater modern:
a.       Tidak lagi bersifat improvisasi, naskah sudah mulai membagi peran
b.      Tidak lagi mengandalkan  senii tari dan lagu
c.       Struktur lagunya tidak lagii statis, tetapi disesuaikan dengan perkembangan lakon atau cerita sastra

Teater modern memiliki sifat segitiga hubungan yaitu naskah, pementasan dan penonton. Teater modern terdiri atas teater modern konvensional dan teater modern eksperimental.
Contoh teater modern:
a.       Bengkel teater Rendra di yogyakarta
b.      Teater popular didirikan Teguh Karya
c.       Teater Koma dipimpin Nano Riantiarno
d.      Teater Mandiri didirikan Putu Wijaya
e.       Bengkel Muda Surabaya pimpinan Akudiat dari Surabaya


2. Unsur-unsur seni dalam teater

Unsur utama seni teater adalah manusia sendiri. Unsur penunjang seni teater:
  1. Gerak
  2. Suara
  3. Bunyi
  4. Rupa
  5. Rupa mencakup berbagai aspek, yaitu segala sesuatu yang tampak di panggung. Hal ini antara lan meliputi pemain, tat arias, busana porperti, set dekor dan pencahayaan.

3. Teater sebagai seni kolektif
           
Teater merupakan seni yang cukup istimewa, dalam proses pembuatan karya pun sangat panjang dengan latihan (fisik/mental) serta melibatkan orang banyak atau berbagai kelompok yang membutuhkan kerja sama sehingga mewujudkan suatu karya yang maksimal. Adapun orang-orang yang terlibat langsung adalah actor/aktris, sutradara, produser, manager, art director dan penata teknis. Teater merupakan karya seni yang istimewa karena kisahnya yang menunjukan kehidupan didunia atau masyarakat sehari-hari yang dapat dinikmati oleh media audio visual. Teater juga karya seni gabungan dari berbagai seni, yaitu seni gerak atau peran, seni suara dan seni sastra.

B.Teater sebagai Imitasi Kehidupan
  1. Ciri-ciri teater sebagai imitasi kehidupan
a.       Plot atau alur cerita sebagai bentuk kehidupan manusia
b.      Adanya suatu action sebagai pelukisan hidup manusia
c. Adanya hubungan bahasa pentas dan sastra
d.      Pemeran (penokohan atau perwatakan)
e.       Konflik manusia merupakan dasar lakon
f.       Dialognya banyak berorientasi pada dialog hidup masyarakat
  1. Ciri-ciri peran dramatis dalam pertunjukan teater
a.       Peran merupaksnkreasi yang dilakukan oleh actor atau aktris
b.      Peran yang dibawakan bersifat alamiah dan wajar
c.       Peran disesuaikan dengan tipe, gaya, jiwa dan tujuan dari pementasannya

  1. Sumber cipta karya teater modern

Dalam teater modern jenis ceritanya diambil dari dunia modern. Musik, dekor dan property lainnya menggunakan teknik barat (akulturasi teknik tradisi dan teknik barat). Dalam teater ini penonton tidak hanya disuguhin pengetahuan baik atau buruk, indah atau jelek, cantik atau buruk tapi juga ikut menyikapi dan melihat action.

C. Struktur Teater Modern

Struktur pertunjukan seni teater modern Indonesia

a.       Plot merupakan jalinan cerita
b.      Penokohan dan perwatakan
c.       Penulis lakon sudah menggambarkan perwatakan tokohnya. Dalam keterkaitan penokohan dan perwatakan terdapat tokoh protagonist, tokoh antagonis dan tokoh pembantu.
d.      Dialog
e.       Ciri khas suatu drama adalah naskah yang berbentuk percakapan atau dialog yang berbentuk lisan dan komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis.
f.       Setting biasanya disebut latar cerita. Setting meliputi tiga dimensi, yaitu tempat, ruang dan waktu.
g.      Tema merupakan gagasan pokok yang terkandung dalam drama. Tema berhubungan dengan premisdrama yang berhubungan dengan nada dasar dan sudut pandang pengarang.
h.      Amanat atau pesan pengarang
  1. Peranan penyutradaraan dalam menciptakan struktur penyajian teater

Sutradara yaitu orang yang mengoordinasikan segala anasir  Pementasan. Sejak latihan  dimulai sampai selesai. Maka dari itu sutradara harus menguasai segi artistic dan segi teknis pementasan. Adapun tugas dan peranan sutradara adalah :

·         Memilih pemain
a.       Menjelaskan penafsiran lakon kepada pemain
b.      Menyusun rencana pembiayaan
c.       Mendiskusikan rancangan tata panggung, tata rias, dan tata cahaya
d.      Menyusun program teaterikal
e.       Melatih para pemain
f.       Mewujudkan lakon di atas pentas
g.      Memberikan dorongan moral dan mengamati pertunjukan selama pertunjukan berlangsung

D. Persiapan Pementasan Teater

1.      Pemilihan peran
Aktor dan aktris merupakan tulang pementasan. Pemilihan actor atau aktris biasanya disebut casting. Ada lima macam teknik casting yaitu:
a.         Casting by ability, yaitu pemilihan peran berdasar kecakapan atau kemahiran yang sama atau mendekati peran yang dibawakan
b.        Casting ti type, yaitu pemilihan peran berdasarkan atas kecocokan fisik pemain
c.         Antitype casting, yaitu pemilihan peran bertentangan dengan watak dan ciri fisik yang dibawakan (berlawanan dengan watak dan cirri fisiknya sendiri)
d.        Casting to emotional temperament, yaitu pemilihan pemeran berdasarkan observasi kehidupan pribadi calon pemeran
e.         Therapeutic casting, yaitu pemilihan pemeran dengan maksud untuk penyembuhan terhadap ketidakseimbangan psikologi dalam diri seseorang


2.      Mengadaptasikan karakter peran sesuai casting

Berperan adalah menjadi orang lain sesuai dengan tuntutan lakon drama. Sejauh mana keterampilan seseorang actor dalam berperan ditentukan oleh kemampuannya meninggalkan egonya sendiri dan memasuki serta mengekspresikan tokoh lain yang dibawakannya

Hal yang harus diperhatikan oleh pemeran:
a.       Kreasi yang dilakukan actor atau aktris
b.      Peran yang dibawakan harus bersifat Alamiah dan wajar
c.       Peran yang dibawakan harus disesuaikan dengan tipe, gaya, jiwa dan tujuan dari pementasan.
d.      Peran yang dibakan harus diosesauikan dengan periode tertentu dan watak yang harus direpresentasikan.

3.             Menunjukan pola permainan (blocking)
          Dalam seni peran setiap tokoh harus mampu memerintah badan, suara, emosi dan semua situasi dramatic. Ia harus mampu membantu dan mengontrol karakter.
          Adapun contoh permainan (blocking) gerak-gerak pokok yang harus disiapkan oleh pemeran, yaitu:
a.              Latihan tubuh
b.             Latihan suara
c.              Observasi dan imajinasi
d.             Latihan konsentrasi
e.              Latihan teknik
          Gerak tambahan yaitu gerakan yang dilakukan untuk melengkapi dan menyempurnakan ekspresi dari drama.
E. Mementaskan Dramatisasi Puisi, Cerita atau Lakon Sederhana

1)      Memerankan karakterisasi peran
Karakter berkaitan erat dengan penokohan dan perwatakan. Watak tokoh menjadi nyata terbaca dalam dialog dan catatan samping.
Berdasarkan peranan terhadap jalan cerita, terdapat tokoh-tokoh sebagai berikut:
a.    Tokoh Protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita.
b.    Tokoh Antagonis, yaitu tokoh penentang cerita.
c.    Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu (baik untuk protagonis maupun antagonis).

Berdasarkan peranannya dalam tokoh serta fungsinya, terdapat tokoh-tokoh sebagai berikut:
a.    Tokoh sentral, yaitu tokoh yang paling menentukan gerakan lakon. Tokoh sentral merupakan biang keladi pertikaian (protagonist dan antagonis).
b.    Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Dapat juga disebut perantara tokoh sentral (tritagonis).
c.    Tokoh pembantu, yaitu tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dari mata rantai cerita.

2).  Mementaskan teater Nusantara
Pementasan teater merupakan kerja atau karya kolektif. Keberhasilan suatu pementasan tidak hanya ditentukan oleh sutradara, tetapi juga melibatkan berbagai unsur secara serentak dan kelompok yang mendukung pementasan.

Adapun orang-orang yang terlibat dalam pementasan:
a.       Aktor atau aktris sebagai tokoh yang memerankan langsung cerita.
b.      Sutradara, yaitu pekerja teater yang bertugas memimpin actor atau aktris dan pekerja teknis dalam pementasan.
c.       Produser yang bertugas memberikan biaya pementasan
d.      Manager yang mengatur pelaksanaan pementasan.
e.       Penata pentas yaitu yang mengatur penghidupan peran di pentas, pengaturan pentas seperti pengaturan pentas, dekorasi, Tata lampu (lighting), tata suara, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pentas
f.       Penata artistic, yaitu yang mengatur secara artistic hal-hal yang banyak berhubungan dengan pemenyasan secara langsung, seperti tata rias, tata busana, tata musik dan efek suara.

Untuk mementaskan teater Nusantara, selain adanya kerja sama yang baik di segala pihak, kita pun harus menentukan cerita apa yang akan dimainkan. Hal tersebut berkaitan dengan cerita di Nusantara, misalnya Ande-ande Lumut, Si Kabayan, Jaka Tarup, Bawang Merah Bawang Putih, terjadinya Gunung Tngkuban Perahu, Danau Toba.





























                                       TEATER NUSANTARA PADA  
DAERAH SETEMPAT

  1. Pengertian Seni Teater

            Seni teater adalah pementasan atau penikmatan dari publik atau audience (pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus, atau peneliti). Proses terjadinya drama ke teater disebut proses berteater. Teater berasal dari bahasa Yunani dari kata Theamai yang berarti takjub melihat.

            Arti teater terdiri dua macam cara, yaitu arti sempit dan arti yang luas
  1. Arti sempit, diartikan seni drama (kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis).
  2. Arti luas diartikan segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak.

  1. Unsur-Unsur Seni Pertunjukkan

Unsur-unsur dalam seni pertunjukkan adalah sebagai berikut :
1.    Cerita
Isi cerita yang ditampilkan, berupa permasalahan atau konflik antara pelaku-pelaku itu sendiri. Jalan cerita dapat berbentuk dialog yang disusun dalam suuatu naskah.
2.    Pelaku atau pemain
Para pemain drama, actor, dan aktris merupakan pelaku yang dapat menyampaikan isi cerita kepada para penonton yaitu ucapan dan perbuatan.
3.    Panggung pertunjukan
Panggung mempunyai fungsi untuk memperkuat dan mempermudah gambaran isi cerita.
4.    Penonton
Sukses tidaknya dalam pertunjukkan tergantung juga oleh tanggapan penonton. Unsur saling menunjang kelangsungan pertunjukkan juga peran dari penonton sangatlah menentukan.Otomatis untuk mendukung kelangsungan hidup pertunjukkan, para penonton diwajibkan membayar karcic pertunjukkan, sehingga kehidupan pemain akan berlangsung terus.











  1. Unsur Seni Teater

Unsur pendukun teater terdiri dari :
1)      Gerak
Unsur gerak dalam seni teater terdiri dari dua macam, yaitu :
a.       Gerak manusia
b.      Gerak alam (binatang, tumbuhan dan unsure-unsur alam lainnya).
2)      Tata busana / pakaian
Pakaian (busana) dalam dunia pertunjukkan merupakan perlengkapan (accessories) yang dikenakan da dalam pentas, meliputi semua pakaian, sepatu, pakaian kepala (penataan rambut).
3)      Tata rias
Tat arias merupakan hal yang sangat peka di hadapan penonton, sebab sebelum menikmati tarian selalu memperhatikan wajah para pemainnya.
Fungsi tata rias adalah untuk mengubah karakter pribadi menjadi karakter tokoh yang sedang dibawakannya, untuk memperkuat ekspresi dan untuk menambah daya tarik penampilan.
4)      Tata panggung
Segala pertunjukkan apapun selalu memerlukan tempat untuk menyelenggarakan pertunjukkan tersebut, serta untuk memperkuat dan mempermudah gambaran isi atau alur cerita tersebut
5)      Tata lampu
Demi penyempurnaan pementasan, tata sinar dalam panggung sangat memperkuat sekali dan membuat tontonan semakin hidup. Tata cahaya (penyinaran)yang baik akan memberikan warna pada bagian-bagian pentas sesuai dengan jalan cerita yang dibawakannya.
6)      Tata bunyi
Tata bunyi yang bertujuan untuk menghidupkan suasana teatersecara kreatif, sesuai dengan isian suara yang dikehendakinya.
Misalnya suara pintu, air, suara kuda berjalan, musik, sepeda motor, Dll

  1. Bentuk Teater

            Beberapa contoh bentuk teater di antaranya sebagai berikut :
1.                  Terater yang kegiatannya terikat oleh persoalan-persoalan kehidupan sehari-hari, termasuk teater yang berasal dari lingkungan desa. Contoh Kehidupan teater di Bali.
2.                  Teater yang dilakukan pada acara tertentu seperti acara ritual, dengan pelaku para kelurga bangsawan, dalam melaksanakan jaga di lingkungan terbatas. Jenis teater tersebut termasuk teater yang lahir di keraton.
3.                  Jenis teater yang membawa bentuk/corak kehidupan desa atau keraton, perkembangannya melalui kelompok-kelompok baru didalam masyarakat dan sebagai produk dari kebutuhan baru, disebut dengan bentuk teater yang tumbuh di kota-kota
4.                  Teater yang menampilkan peranan manusia bukan sebagai tipe melainkan sudah mewakili individu. Kemampuan yang dimiliki tumbuh dari teater kontemporer yang merupakan teater golongan minoritas. Jenis taeter tersebut termasuk teater modern (kontemporer).

D. Jenis Teater Tradisional

1. Jenis teater tradisi daerah
            Ada beberapa factor yang harus diperhatikan dalam penyajian teater ketoprak.
  1. Faktor pentas
  2. Faktor penonton
  3. Faktor cerita
  4. Faktor acting
  5. Faktor musik pengiring

2. Teater daerah Jawa
a)      Wayang orang
Sumber cerita wayang orang diambilkan dari cerita Ramayana dan Mahabrata.
b)      Sendratari
Sendratari adalah suatu sajian dalam bentuk tarian tanpa adanya dialog.
c)      Kesenian Ketoprak
Kesenian ketoprak dalam pementasannya di tempat terbuka, bahasa yang digunakan dengan dialog dalam bahasa Jawa. Peralatan dalam kesenian ketoprak di kota yogyakarta pada tahun 1925-1927 terdiri dari kenong, gendang, terbangan dan seruling.
d)     Lenong
Kesenian teater lenong berasal dari betawi. Inti dari kesenian lenong adalah memaparkan pertunjukkan sandiwara dengan diiringi gambang kromong.
e)      Ludruk
Ciri khas kesenian ludruk adalah pemain dalam pementasannya terdiri dari para pemain pria. Walaupun ada peran wanita tetapi tetap di mainkan oleh para pemain pria. Iringan musik yang dibawakannya juga memakai iringan gamelan.
f)       Reog
Kesenian tradisi reog berasal dari Ponorogo, Jawa Timur.

Pementasannya dilakukan di arena terbuka, dengan mengandung unsure magis. Tontonan yang bersifat tradisional ini berfungsi sebagai hiburan rakyat, namun mempunyai sifat humor.

F. Kelompok Jenis dan Bentuk Teater Tradisi

1. Teater tradisi mempunyai fungsi sebagai hiburan
            Beberapa macam teater tradisi yang berfungsi sebagai hiburan adalah sebagai berikut
  1. Teater wayang orang yang berasal dari Yogyakarta maupun Surakarta mempunyai fungsi sebagai hiburan bagi tamu yang berkunjung ke istana atau keraton.
  2. Reog dari Jawa Timur, mempunyai fungsi menghibur masyarakat di alam terbuka
  3. Ludruk dari daerah Jawa Timurmempunyai fungsi menghibur masyarakat.
  4. Lenong dari Betawi

2. Teater tradisi sebagai alat komunikasi
            Lewat kesenian teater tradisi merupakan sarana yang paling baik untuk menyampaikan berbagai informasi. Beberapa cara untuk menyampaikan informasi, antara lain saat upacara keagamaan, melalui seorang sastrawan, ilmuwan, penulis, serta melalui seni teater atau pertunjukkan. Masyarakat dapat menerima informasi lebih cepat dengan melihat tontonan kesenian daerah yang menggunakan komunikasi, diantaranya lakon Ramayana, Mahabrata dan Panji.


3. Teater tradisi sebagai sarana upacara
            Tujuan dan fungsi dari teater ini adalah untuk persembahan kepada leluhurnya, biasanya di sampaikan saat upacara-upacara adapt, keagamaan. Sebagai contoh teater Topeng Pajegan berasal dari Bali. Tujuan diadakannya pementasan adalah sebagai acara keagamaan untuk persembahan para leluhur.


4. Teater tradisi sebagai tanda/tonggak sejarah, prasasti
            Dalam pementasan teater tradisi ini untuk menyebarkan berbagai macam berita mengenai sejarah atau prasasti jaman dulu.
            Contoh teater tradisi yang mempunyai fungsi untuk memperkenalkan sejarah :
  1. Pertunjukkan teater topeng dari Bali yang berguna memperkenalkan sejarah leluhurya kepada masyarakat.
  2. Pertunjukkan teater tradisional yang isi ceritanya diambilkan dari cerita raja-raja tempo dulu

G. Penyajian Teater Tradisional
            Teater tradisional ketoprak berasal dari Jawa Tengah. Dalam penyajiannya sangat ditentukan beberapa factor.
            Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam penyajian teater tradisional adalah sebagai berikut:
  1. Isi cerita yang ditaampilkan meliputi :
    1. Cerita babad: cerita babad yang dimulai sejak jaman Belanda
    2. Cerita zaman sekarang: Ngulandra dan Gagak Sala
    3. Cerita tradisional: Ande-ande Lumut, Roro Mendut Pronocitro dan Timun Emas.
  2. Cerita yang ditampilkan selalu ada peran dagelan yang memerankan tokoh baik atau tokoh jelek.
  3. Musik pengiring dalam teater tradisional menggunakan gamelan. Gamelan yang dibawakan ada yang bernada slendro ataupun pelog
  4. Pengantar bahasa yang digunakan  menggunakan bahasa Jawa


SENI TEATER NUSANTARA

  1. Pengertian Teater

Teater berasal dari bahasa Yunani “theatron” yang memiliki tiga pengertian. Pertama, yang berkaitan dengan gedung/tempat pertunjukan, kedua, berkaitan dengan publik (audience), auditorium, tempat penonton, dan ketiga, merupakan karangan tonil (tonieel) yaitu pertunjukan dengan proses penyampaian informasi yang disamarkan.

  1. Teater Nusantara

Teater Nusantara mencakup teater tradisional dan teater modern. Teater ini merupakan suatu wadah berkesenian yang dilakukan secara kolektif, berdasarkan cerita pada masa lalu, masa kini, dan yang akan datang. Teater Nusantara berfungsi sebagai sarana hiburan, komunikasi, penerangan, pendidikan, dan sebagai metode interaksi indukatif kelompok (psikodrama).

  1. Bentuk Teater Tradisional Nusantara

Wujud atau bentuk teater tradisional Nusantara terkondisi dengan tata adat, sosial masyarakat, dan struktur geografis masing-masing daerah. Cerita untuk teater tradisonal pun berbda-beda tergantung dari latar belakang masyarakat setempat.
Contohnya :
  • Mamanda dan wayang gong; dari Kalimatan Selatan
  • Mak Yong dan Mendu; berasal dari Riau
  • Dul Muluk; berasal dari Sumatera Selatan
  • Randai; berasal dari Sumatera Barat
  • Bangsawan; berasal dari Sumatera Utara
  • Anak Abir; berasal dari Nusa Tenggara,Lombok
  • Ubrug, Longser, Bonjet, Reog, dan Wayang Golek dari Jawa Barat
  • Lenong dan Topeng Blantik; dari Betawi
  • Masres; dari Indramayu
  • Ketoprak, Wayang Orang, dan Wayang Kulit; dari Jawa Tengah
  • Ludruk dan Reog Ponorogo; dari Jawa Timur
  • Arya, Barong, dan Kecak; berasal dari Bali

  1. Bentuk Teater Modern

Dalam perkembangannya, pertujnjukan teater modern kadang mencoba kembali ke akar tradisi. Artinya, tempat pertunjukan dapat disesuaikan, apakah ditempat terbuka atau tertutup sesuai keinginan sutradara tentang bagaimana cerita itu dipentaskan. Teater modern membutuhkan seorang pengatur jalannya cerita yang akan disampaikan yaitu sutradara.


Teater modern di Indonesia telah melahirkan beberapa nama sutradara di antaranya :
·         Bengkel Teater            (W.S. Rendra)
·         Teater Koma               (N. Riantiarno)
·         Teater Populer             (Teguh Karya)
·         Teater Mandiri            (Putu Wijaya)
·         Teater Gandrik            (Jujuk Prabowo)
·         Teater Kecil                 (Arifin C. Noor)
·         Teater Garasi               (Yudhi A. Tajudin)

Sumber cipta karya modern dapat diperoleh karya sastra seperti puisi, novel, cerpen, otobiografi yang ditulis oleh sastrawan Indonesia. Selain tulisan para sastrawan, sumber karya teater modern dapat diperoleh dari pengamatan  pola hidup masyarakat dengan berbagai kegiatan yang dilakukan dan juga budaya kawula muda.


  1. Unsur-Unsur Seni Teater

Antara lain :
·         Sastra, merupakan bahan baku cerita dan dialognya
·         Seni peran, merupakan ciri khas seni drama jika dibandingkan dengan seni lainnya
·         Seni gerak dalam drama sesuai dengan gerakan sehari-hari
·         Seni rupa, diterapkan pada seni drama dalam busana, tata rias, properti, panggung, dan dekorasi
·         Musik berfungsi untuk mengiringi drama
·         Tarian, digunkan untuk menggantikan gerak biasa menjdai gerak simbolis.


  1. Teater Sebagai Seni Kolektif

Teater adalah bentuk kesenian yang diwujudnyatakan dalam permainan tokoh dengan aktingnya dalam suatu cerita melalui adegan per adegan yang digambarkan dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam satu naskah. Dalam teater melibatkan tokoh-tokoh yakni tokoh protagonis, tokoh antagonis, tokoh tirtagonis, dan peran pelengkap/pembantu.

  1. Teater sebagai imitasi kehidupan

Seni teater merupakan refleksi kehidupan manusia dengan konfliknya yang disuguhkan kepada penonton untuk diambil nilai-nilai positifnya. Teater adalah kegiatan atau proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam bentuk perwujudan olah peran. Bentuk imitasi kehidupan manusia itu terlihat dari akting para pelaku.


  1. Peran dramatis dalam pertunjukan teater

Pertunjukan drama atau teater adalah kegiatan seni yang melibatkan semua cabang seni (musik, suara/vokal, tari, rupa). Kejadian yang dikemas dalam pertunjukan teater merupakan misteri yang didramatisir dalm kepura-puraan sebagagi kebenaran baru (kebenaran imajiner) oleh para pemeran atau lakon.

  1. Peran sutradara dalam menciptakan struktur penyajian teater

Sutradara adalah jabatan yang palling banyak membutuhkan pemikiran. Sebagai pemimpin utama pertunjukan, sutradara harus dapat menyelaraskan isi cerita dengan laku permainannya melalui kerakter para tokoh dalam suasana yang berbeda disetiap adegan. Kedudukan sutradara sangat sentral dalam keberhasilan suatau pementasan. Peran sutradara dalam menciptakan srtuktur atau bentuk penyajian teater sebagai berikut:
  • Penafsir naskah
  • Meng-casting para pemain sesuai dengan peran dan karakter
  • Jembatan antara penulis naskah dan pemain
  • Pelatih dan pengarah pemain
  • Sebagai koordinator pementasan dari awal sampai akhir


  1. Unsur-Unsur Lain dalam Teater

  1. Unsur Intrinsik
Yaitu :

·         Naskah lakon/skenario adalah tulisan cerita yang memuat peristiwa onflik yang akan dimainkan oleh para pemeran/tokoh dengan karakter beragam yang tersusun membentuk adegan-adegan dalam kesatuan waktu, tempat, dan kejadian.
·         Pemain adalah para pendukung isi cerita yang memiliki karakter peranan yang berbeda-beda (bapak, ibu, anak, orang gila, buta, wadam/banci, dan lain-lain).
·         Sutradara Adalah seorang kendali dalam pementasan sebuah teater atau drama

  1. Unsur Ekstrinsik
Yaitu :
·         Kostum
·         Tempat pementasan
·         Ilutrasi musik

  1. Unsur Teateral Meliputi penguasaan panggung pementasan
  2. Unsur Budaya Adalah permasalahan dalam budaya masyarakat setempat
  3. Unsur Estetika Adalah masalah citarasa keindahan, kretifitas, memadu antar rias, busana, aksesoris, setting panggung, dan ilustrasi musik yang digunakan.
            TEATER MANCANEGARA

  1. Teater di Indonesia

            Teater di Indonesia secara umum terbagi menjadi dua bagian, teater tradisional dan teater modern. Teater tradisional adalah teater yang tumbuh dan berkembang di masyarakat secara turun temurun. Ciri utama dari teater tradisional adalah pementasan yang dilakukan secara improvisasi atau spontan. Teater tradisional tidak mengenal naskah tertulis. Ceritanya hanya disampaikan oleh sutradara saat menjelang pementasan.

            Teater modern merupakan teater Indonesia yang sudah mendapat pengaruh dari teater Barat. Teater modern sudah menggunakan naskah tertulis. Naskah tersebut bias berupa naskah terjemahan dari barat atau naskah ciptaan sendiri. Teater modern baik di Indonesia maupun mancanegara merupakan ekspresi seni yang semarak dan mendapatkan dukungan kuat bagi para pendukungnya. Teater modern dengan ciri utama menggunakan naskah tertulis sebagai panduan pemanggungannya, tumbuh subur di kalangan remaja, baik berupa sanggar-sanggar di luar sekolah maupun teater-teater sekolah yang berupa ekstrakulikuler. Teater modern mengunakan asas-asas dramaturgi yang dikembangkan di barat. Teater modern sangat memperhitungkan area tempat main, dekor, tata cahaya, tata busana, tat arias, dan tata suara.
           
            Contoh kelompok teater modern di Indonesia adalah: Bengkel Teater (W.S. Rendra), Teater Populer (Teguh Karya), Teater SAE (Budi S.Otong), Teater Kubur (Dindon W.S), Teater Koma (N. Riantiarno), Teater Mandiri (Putu Wijaya), Teater Kecil (Arifien C, Noer), Teater Gandrik (Butet Kertarejasa), Teater Garasi Yogyakarta, Teater ASA Undip.

B. Teater Mancanegara
           
            Di zaman Yunani purba (100 SM-300 SM) teater berkembang dengan bagus sekali dan banyak melahirkan karya besar. Setelah Yunani Purba dikalahkan oleh Romawi, pusat kebudayaan barat berpindah ke Roma. Sesudah Roma jatuh, mulailah abad pertengahan (abad kegelapan). Pada masa ini seni teater mengalami kemunduran.
            Seni teater bangkit setelah jaman Renaisanse (sekitar 1500 M-1700 M). Seni teater berkembang dengan gilang-gemilang terutama di Inggris dan Perancis. Pada masa-masa ini lahirlah pengarang besar seperti William Shakespeare. Pada masa ini naskah-naskah drama berbentuk puitis dengan dialog panjang-panjang.
           
            Pada era modern, Perkembangan teater terjadi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Tokoh yang berkembang pada era ini adalah Henrik Ibsen (Hantu-Hantu, Hedda Gabler, Rumah Boneka, Musuh Masyarakat, Bebek Liar), George Bernard Shaw (Arms and the Man, Major Barbara, Man and Superman, The Devil’s Disciple, Caesar and Cleopatra). Tokoh teater termuka Prancis adalah Emile Zola, Therese Raquin, Eugene lonesco (Badak-badak, pelajaran, Biduanita Botak). Tokoh teater Jerman adalah Bertold Brecht (Three Penny Opera, Mother Courage, The Good Woman of Setzuan). Ada pula Arthur Miller (Amerika) melalui karyanya Matinya Pedagang Kelling.

1.      Cina

            Salah satu bentuk drama yang terkenal  dari Cina adalah Opera Peking. Sejarahnya, pada 1790 sebuah jenis drama baru, yang dikenal dengan Jingxi atau Jingju (drama ibu kota). Drama yang dikenal dengan Opera Peking ini, dibuat di Beijing untuk peringatan ulang tahun ke-80 Kaisar Oianlong oleh para pemain dari provinsi Anhui. Drama baru ini menggabungkan beberapa gaya pertunjukan, seperti lagu-lagu rakyat sekitar, dialek local, opera tepuk (pemusiknya membuat ritme dengan memukul 2 batang kayu), dan sejenis musik yang disebut pihuang. Naskah opera peking biasanya merupakan revisi dari jaman zaju atau kunqu. Naskahnya terdiri dari lagu, Pantomim, tarian, acrobat, seni bela diri dan dialog. Para pemain memeliki spesialisasi peran tunggal, yaitu sheng (laki-laki), dan perempuan, jing (tokoh dengan wajah dilukis), atau chou (pelawak).

            Selama abad XIX dan awal abad XX, hanya ada pemain pria dan ada tiga cara untuk menjadi pemain: menjadi anak laki-laki pemain, menjadi murid pemain professional, atau memiliki koneksi dan masuk dengan menyuap. Kini, pemain pria dan wanita harus melalui audisi untuk kemudian dilatih di akademi milik pemerintah. Aktor opera peking paling terkenal pada abad XX adalah Mei Lanfang, seorang spesialis peran wanita yang memperkenalkan opera peking pada dunia barat tahun 1930-an. Panggung opera ini sederhana. Para pemusik yang memainkan kecapi, batang kayu dan sejenis gong dan simbal, duduk di panggung terbuka yang beralaskan karpet.

            Namun kostum dan tata riasnya, yang memberikan identifikasi peran, sangat berlebihan. Para pemain menggunakan baju berlangan kain sutra putih yang lebih panjang dari lengan, dan mereka mengekspresikan perasaannya dengan meleparnya ke lengan atau mengayunkannya saat menari. Sepasang ornament burung yang di pasang pada hiasan kepala juga menjadi bagian koreografi gerak. Para ksatria mengenahkan jubah satin dengan bordiran dan 4 bendera segitiga di punggungya. Pemain jing mengecat wajah mereka dengan aneka warna atau pola abstrak hitam putih yang menggambarkan karakter tertentu.
2.      Jepang

            Noh dan Kabuki adalah dua jenis drama tradisional Jepang yang paling terkenal. Noh diciptakan oleh Zaemi Motokiyo, seorang actor anak pemilik teater, pada zaman pemerintahan ShogunYoshimitsu (abad XIV). Teater itu, yang pada awalnya memainkan Sarugaku, diubah oleh Zaemi menjadi teater yang memainkan Noh. Noh merupakan sebuah drama yang terinspirasi dari ajaran Buddhisme dan bersifat poetic dan elegan. Inti ceritanya adalah arakter-karakter yang mencari pembebasan dari kehidupan duniawi melalui Buddhisme, Zaemi menulis banyak naskah drama Noh dan 9 di antaranya, yang merupakan drama utama, telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Konsep estetika utama Noh terdiri dari Yugen (gelap, misterius, kesedihan yang indah) dan Hana (bunga). DR=rama Noh yang tersisa ada sekitar 250, sebagian besar merupakan drama yang ditulis setelah Zaemi meninggal.

            Panggung Noh merupakan panggung kayu persegi yang beratap dengan sebuah jembatan masuk. Para penonton duduk di kedua sisi panggung. Dekorasinya pun sangat minim. Para pemusik duduk di panggung sambil memainkan gendang dan suling bersama penyanyi latar yang menyanyikan narasi dan beberapa dialog. Para actor melakukan pantomime, tarian dan puisi. Beberapa di antara mereka menggunakan topeng kecil yang elegan.

            Kabuki lahir pada zaman ketika Jepang menutup dirinya terhadap dunia luar (awal abad XVII). Kabuki  merupakan teater melodramatic yang penuh warna warni. Biasanya cerita Kabuki merupakan kisah seorang pintar dari kalangan biasa yang berhasil memperdaya orang dari kalangan atas. Sebagian besar penonton Kabuki pada zaman itu adalah kaum pedagang, yang di larang berpakaian mewah atau berganti pekerjaan sehingga Kabuki menjadi suatu cara melepaskan oleh pendeta wanita bernama Okuni. Ia membawakan tarian dari satir sensual yang disebut Kabuki (kesejajaran yang berbahaya).

            Pertunjukan Kabuki bias berlangsung sehari karena terdiri dari episode yang sangat banyak, menampilkan  adaegan tari dan perkelahian yang sangat spektakuler, pergantian kostum yang sangat cepat, pengorbanan heroic, dan cinta segitiga, seni peran, tat arias, tata busana dan latar belakang panggungnya dimulai dari realistic sampai gaya yang mewah dan amat berlebihan. Kabuki identik dengan pemain yang seluruhnya laki-laki, dan laki-laki pemeran wanitanya dikenal sebagai onnagata. Para pemain wanita dilarang naik panggung sejak 1629 karena alasan penampilan mereka mengundang pikiran kotor yang memorosotkan moral masyarakat. Para pemuda yang kemudian menggantikannya juga dilarang pada 1652. Panggung Kabuki memiliki hanamici, sebuah jalan yang menyambung sampai ke penonton.
KARYA DRAMA MANCANEGARA

A. Bentuk Pementasan Drama
          Bentuk pementasan drama dapat mengambil jenis drama Nusantara atau modern. Hal terpenting dari pementasan itu adalah pesan yang akan disampaikan melalui alur cerita cukup jelas dan dapat dimengerti baik-buruknya sehingga amanat atau penyelesaian akhir cerita dapat dimengerti penonton.

1.      Pementasan Drama
Budaya setempat banyak mempengaruhi pementasan drama dari daerah atau Negara itu. Cerita yang muncul tentu saja banyak berlatar belakang kejadian di masyarakat setempat.

a.       Gagasan Cerita
Ide atau gagasan dasar untuk menyusun cerita dapat melalui imajinasi, pemikiran dan pengalaman seseorang. Banyak sastrawan atau seniman peran yang membuat ceritabaru berdasarkan pengamatan langsung tetang kejadian-kejadian di sekelilingnya. Atau bias pula di dapat dari cerita dan legenda yang sudah ada, kemudian dikembangkan dalam bentuk pementasan yang baru melalui alur cerita yang berbeda tanpa mengubah isi cerita.

b.      Menyusun Naskah
Dalam pementasan teater, naskah sangat dibutuhkan untuk menghafal dialog dan mengatur pemain pada bagian mana harus naik keatas pentas. Tanpa naskah, kesalahan yang terjadi di atas pentas akan sangat banyak dan hal ini akan mengurangi kelancaran pementasan. Oleh karena itu, semua pemeran dituntut untuk hafal dialognya masing-masing.

c.       Stuktur Dramatik Naskah
Struktur dramatic membuat naskah berdasarkan alur cerita. Dimulai dari munculnya awal permasalahan, permasalahan permasalahan, dan diakhiri dengan penyelesaian. Bisa juga berisikan konflik, peleraian, konflik baru yang sangat hebat, sampai klimaks, dan selesai dengan pesan yang diserahkan kepada penonton untuk dipikirkan. Struktur dramatic dapat digambarkan dengan menggunakan kerucut tunggal atau kerucut ganda. Untuk pementasan sekarang ini sering menggunakan kerucut ganda sehingga kesannya drama yang penuh konflik.

4 comments: