Saturday 3 November 2012

Bagian – Bagian Biola





 







Bagian Busur Biola




Bagaimana  cara mengajar biola pada anak balita
Biola adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkan dengan cara digesek. Biola memiliki empat senar (G-D-A-E) yang disetel berbeda satu sama lain dengan interval sempurna kelima. Nada yang paling rendah adalah G. Di antara keluarga biola, yaitu dengan viola, cello dan double bass atau kontra bass, biola memiliki nada yang tertinggi. Alat musik dawai yang lainnya, bas, secara teknis masuk ke dalam keluarga viol. Kertas musik untuk biola hampir selalu menggunakan atau ditulis pada kunci G. Sebuah biola dibagi menjadi beberapa bagian; badan biola, leher biola, jembatan biola, papan jari, senar, dan beberapa macam perangkat pembantu. Perangkat pembantu tersebut antara lain pasak penyetel untuk setiap senar, ekor biola untuk menahan senar, pin dan tali untuk menahan ekor biola, beberapa penyetel tambahan pada ekor biola bila diperlukan, dan sebuah penyangga dagu. (Penyangga dagu tersebut dapat tergabung dengan ekor biola ataupun dipasang di sebelah kirinya.
A.    BAGIAN – BAGIAN DARI BIOLA :
a.       Badan Biola
Badan biola terdiri atas dua papan suara yang melengkung yang disatukan oleh kayu yang disebut iga biola yang dilem menggunakan lem binatang, lem kulit binatang, atau resin. Iga biola biasa terdiri dari bagian atas, keempat sudut, bagian bawah, dan garis tipis yang disebut lapisan dalam, yang membantu mempertahankan lekukan pada iga biola, dan memperluas permukaan untuk pengeleman. Dipandang baik dari depan maupun dari belakang, badan biola menyerupai bentuk jam pasir.
b.      Leher Biola
Leher biola biasanya terbuat dari kayu mapel yang setipe dengan bagian belakang dan samping badan biola. Pada leher biola terdapat papan jari yang dibuat dari kayu eboni atau kayu lain yang dicat hitam. Kayu eboni sering dipilih oleh pengrajin biola karena sifatnya yang keras, menawan, dan tahan lama. Beberapa biola yang sangat tua menggunakan kayu mapel untuk papan jarinya, dan dipernis dengan kayu eboni. Pada ujung papan jari yang atas terdapat segaris kayu yang menonjol, biasa kayu eboni atau gading, yang disebut sadel atas. Tonjolan ini digunakan untuk menahan senar, sama seperti jembatan biola digunakan untuk hal yang sama di bagian badan biola.
c.       Jembatan Biola
Jembatan biola dipahat dengan hati-hati dari kayu mapel dan memiliki beberapa kegunaan: lengkungan atasnya menahan senar pada ketinggian tertentu dari papan jari dalam bentuk melengkung supaya dapat digesek sendiri-sendiri (atau bersamaan) dan menghantarkan getaran suara dari senar ke badan biola. Jembatan ini setelah dipasang juga dapat digerakkan untuk menyetel bunyi biola.
d.      Bagian Ekor
Bagian Ekor biola adalah tempat menambatkan ujung bawah senar yang diselipkan ke dalam masing-masing dari empat lubangnya. Seringkali untuk senar E juga diberi penyetel tambahan untuk mempermudah penyetelan, namun untuk senar-senar yang lain juga dapat dipasangi penyetel tambahan ini. (Beberapa pemain tidak mau menambahi penyetel tambahan karena dapat memperberat biola dan mengubah kualitas suara yang dihasilkan.)

B.     BUSUR BIOLA
Busur biola terdiri dari sebatang kayu dan berhelai-helai rambut kuda yang dipasang dari satu ujung tongkat ke ujung yang lain. Pada ujung bawahnya terdapat semacam sekrup yang digunakan untuk mengencangkan (saat akan dimainkan) atau mengendurkan (saat akan disimpan) rambut tersebut. Di dekat sekrup tersebut juga terdapat pegangan jempol serta jari-jari yang lain.
C.     SENAR BIOLA
Senar dibuat dari usus domba, direntangkan, dikeringkan, lalu dipelintir. Pada suatu ketika ditemukan bahwa senar usus ini dapat dikembangkan dengan cara dicampuri logam. Hasil yang diperoleh dari proses ini adalah senar yang lebih kuat dan lebih seimbang, dan karena lebih padat dapat disetel dengan tekanan yang lebih besar, menghasilkan volume yang lebih besar pula. Dibanding dengan senar sintetis yang banyak digunakan sekarang, senar usus memiliki bunyi yang lebih hangat, seperti suara nyanyian.
D.    UKURAN BIOLA
Anak-anak yang mulai belajar biola pada saat belum bertumbuh maksimal biasanya menggunakan biola yang berukuran lebih kecil yang dimulai dari yang terkecil 1/16, 1/10, 1/8, 1/4, 2/4 (1/2), 3/4, dan biola untuk dewasa 4/4. Kadang kadang biola berukuran 1/32 juga digunakan (ukurannya sangat kecil). Panjang badan (tidak termasuk leher) biola 'penuh' atau ukuran 4/4 adalah sekitar 36 cm (atau lebih kecil menurut beberapa model dari abad ke-17). Biola 3/4 sepanjang 33 cm, 1/2 sepanjang 30 cm. Sebagai perbandingannya, viola 'penuh' berukuran sekitar 40 cm. Untuk menentukan ukuran biola yang cocok digunakan oleh seorang anak, biasanya sang anak disuruh memegang sebuah biola dan tangannya harus sampai menjangkau hingga ke gulungan kepala biola. Beberapa guru juga menganjurkan ukuran yang lebih kecil semakin baik.
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas 1 tahun atau lebih populer dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun. Masa balita merupakan usia penting dalam tumbuh kembang anak secara fisik. Pada masa ini anak biasanya rasa ingin tahu anak sangat besar pada masa ini lah kita dapat mengenalkan dan mengajar kan musik kepda anak agar iya mempunyai suatu motivasi dalam bermain suatu alat musik.

Menciptakan lingkungan yang mencintai musik. Dengan cara :
* Bernyanyilah bersama si kecil
Setiap kali mendengar nyanyian di radio, tape, atau teve, ikutlah bersenandung. Tak usah khawatir jika suara Anda sumbang, serak, atau tak hapal syairnya. Yang paling penting, buat interaksi musik ke diri anak dan tunjukkan bahwa Anda mencintai musik. Dengan ikut bersenandung atau bersiul, itu sudah merupakan musik merdu di telinga si kecil.
* Hidup bersama musik
Nyalakan radio, tape, atau CD. Biasakan mereka mendengar musik, menari dengan musik, dan ciptakan segala aktivitas dengan musik. Jadikan musik sebagai bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan anak-anak Anda.
* Mainkan segala jenis musik
Anak-anak dapat menerima segala macam jenis musik. Dengan mendengarkan berbagai macam penyanyi dan ragam lagu, berarti Anda sudah melakukan stimulasi untuk menciptakan lingkungan yang musikal. Selain itu, anak juga akan mengetahui kekayaan khasanah musik.
* Ikut Bernyanyi
Bernyanyilah atau siulkan nada-nada awal dari sebuah nyanyian yang dikenal si kecil. Ajak anak untuk melanjutkan atau menyelesaikan kalimat dari lagu tersebut.
* Menonton pertunjukan
Ajak anak menonton pertunjukan atau konser untuk anak-anak seperti operet, balet, atau drama musikal.
* Sediakan bacaan tentang musik
Bacakanlah cerita tentang riwayat hidup musisi terkenal. Selain isi cerita yang menarik, juga bisa menggugah semangat anak untuk makin mencitai musik.
* Ikutkan Les privat musik atau di sebuah sekolah musik
Daftarkanlah anak pada kursus musik atau olah vokal. Di situ, anak akan dilatih bernyanyi, menari, sambil sekaligus belajar mengenal alat-alat musik yang sederhana. Jika anda ingin Anak lebih terpantau perkembangannya dapat dengan memilih les privat musik, guru datang ke rumah Anda
* Menari diiringi musik
Hampir tak ada anak yang tak suka menari. Biasanya mereka menyanyi sambil menari, bahkan berteriak sambil menggerak-gerakkan badannya.
* Unjuk Kebolehan
Jika anak Anda belajar main biola atau alat musik lainnya, mengapa tidak diminta tampil untuk menunjukkan kebolehannya? Mintalah ia mendemonstrasikan kebolehannya di hadapan nenek-kakeknya dan keluarga besarnya. Buatlah rekaman video dari pertunjukan ini dan berikan sebagai hadiah spesial kepada kakek dan neneknya.Dengan cara seperti itu, si anak akan merasa bangga dan terpacu untuk lebih mencintai musik.
Cara yang tepat mengajarkan musik kepada balita?
  • Mainkan  berbagai jenis musik: klasik, jazz, pop, reaggae, musik etnis dan beragam musik lain.
  • Buat pojok musik berisi  berbagai alat musik buatan sendiri.
  • Nyanyikan lagu dengan siulan, minta anak menebak judul lagu yang Anda siulkan.
  • Ajak anak mengenali ritme dan ketukan dalam setiap kegiatan. Misalnya saat joging dengan Anda, atau ketukan bunyi orang memukul palu dan sebagainya.
  • Perkenalkan anak berbagai instrumen dan biarkan ia memainkan alat tersebut.
  • Ajak anak menonton konser musik. Meski tak bisa tahan lama mendengarkan konser, mendengar musik  live adalah stimulasi yang baik.
  • Masukkan anak dalam kursus musik. Tak perlu mengajarkan instrumen musik khusus bagi si 5 tahun. Cobalah mengikutsertakannya dalam kelompok mengenal musik secara sederhana. Berbagai metode belajar kursus musik kini  diterapkan. Salah satunya, metode Suzuki yang mengajar anak memainkan nada dari ingatannya pada permainan biola atau alat musik lain. Metode lain seperti Dalcroze, Kodaly dan Orff lebih fokus pada gerakan tubuh, latihan suara dan improvisasi dengan xylophone.
Selain belajar, anak juga bisa diarahkan agar bisa menciptakan musik. Tapi, tentu saja musik yang sangat sederhana ala balita. Caranya:
  • Ajak anak bereksperimen menghasilkan nada dan irama dengan alat dapur yang cukup aman: panci, wajan yang dibalik lalu pukul-pukul dengan kayu atau alat masak lain.
  • Isi botol-botol dengan kerikil atau biji-bijian. Goyang-goyang untuk menghasilkan musik perkusi yang unik. Bisa juga Anda perdengarkan sebuah lagu, dan iringi lagu tersebut dengan musik botol anak.
  • Gelas diisi air pun bisa menjadi media bermusik yang menyenangkan. Isi gelas-gelas dengan air setengahnya. Sentuh ujung bibir gelas dengan garpu atau sendok. Hasilnya, bunyi yang luar biasa menarik!
cara yang tepat untuk mengajar biola pada anak balita ialah metode Suzuki.
Karena Metode Suzuki yang disebut juga talent education (pendidikan bakat) – adalah metode dengan pendekatan ”pembelajaran bahasa ibu”. Metode ini meyakini adalah bakat sesungguhnya bisa ’diciptakan’ dari proses pembelajaran. Didasari oleh pengamatan akan bagaimana proses seorang anak belajar ”bahasa ibu” nya, Suzuki mengaplikasikannya dalam mengajar musik. Seorang anak belajar bahasa sejak dari kandungan ibunya. semua orang tidak akan merasa susah atau membenci bahasa ibunya sendiri. Tidak pernah ada orang yang menyerah untuk belajar bahasa di tengah jalan. Tidak juga ada yang berpikir bahwa itu sesuatu yang mustahil. Semua berjalan alami, tanpa pernah ada yang menyadari, bahwa proses sampai anak menguasai berjuta-juta kosakata, mampu berbicara, lalu bercerita, lalu berpidato dan seterusnya adalah proses yang panjang.
Demikian pula yang seharusnya terjadi ketika anak belajar musik. Pembiasaan sedini mungkin, latihan terus menerus sampai menjadi suatu kebiasaan, dan kesabaran dalam menanti hasil belajar adalah syarat utama yang harus dimiliki siswa dan orang tua yang menggunakan metode Suzuki.
 Suzuki percaya, setiap manusia lahir dengan potensi yang tinggi. Mereka punya hak untuk berkembang dengan maksimal. Lingkunganlah yang akan membentuk pribadi seorang anak. Jika lingkungan belajar (hal apapun juga) difasilitasi seperti anak belajar bahasa, niscaya anak dapat belajar dengan baik. Apa saja itu? 
Mari kita bayangkan ketika kita akan mengajari anak bayi berbicara. Bayi perlu mendengar kosakata dan dialek dari orang-orang di sekitarnya. Ketika dia mulai siap, dia akan menirukan sedikit atau sebagian dari kata-kata itu. Belum sempurna –memang-, dia harus mencoba berulang-ulang sampai dia dapat menyampaikan kata/kalimat dengan benar. Sambil si bayi terus menambah keahlian baru,  orang tuanya harus segera menyempurkan setiap kesalahan yang mungkin dia buat. Nah, demikianlah metode Suzuki mengajar anak bermain musik. Dari banyak mendengar (atau melihat) musik (yang baik), anak dilatih untuk dapat bermain dari apa yang ia dengar. Proses ini harus dilakukan berulang-ulang sampai anak dapat memainkan suatu lagu/bunyi dengan baik. Setelah itu, ia akan menambah dan menyempurnakan permainannya hingga ia semakin mahir memainkan alat musik. 
 Metode ini dapat diaplikasikan pada anak-anak mulai dari 3 tahun. Bahan belajar untuk metode ini telah disusun secara sistematis. Pada awalnya mungkin tampak lambat, namun dasar yang dibentuk sungguh merupakan fondasi yang kuat untuk jenjang berikutnya. Dengan metode Suzuki semua anak pasti bisa bermain musik dengan baik!!!
 Metode Suzuki mungkin bisa menjadi jawaban dari kerinduan orang-orang yang menginginkan pendidikan yang lebih baik untuk anak-anaknya. Pada awalnya, penggunaan metode ini adalah untuk mengajar musik Biola. Namun kini, metode ini sudah banyak diaplikasikan di banyak instrument musik lainnya seperti Piano, Cello, Flute, Gitar, dll. Filosofi yang terkandung di dalamnya, tidak hanya berguna untuk belajar musik, namun juga mengingatkan kita tentang bagaimana menjadi orang tua yang lebih baik. Banyak segi positif yang ditularkan oleh seorang Suzuki. Jika dirangkum, semuanya kembali kepada hakekat manusia yang membutuhkan cinta.

No comments:

Post a Comment