Saturday, 3 November 2012

MUSIK UNTUK BALITA



Musik sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa manusia, khususnya pada janin dan masa usia 1 s/d 12 tahun. Di mana pada masa dan proses pertumbuhan perlu banyak referensi dan masukkan yang baik dan positif, sehingga anak akan tumbuh dan berkembang secara seimbang artinya antara IQ dan EQ.
Pembelajaran Musik sejak Janin Memberikan pendidikan sejak dini dapat dilakukan sejak dari janin, maksudnya untuk ibu hamil apabila sering mendengarkan musik klasik dari karya Mozart (Mozart Effect) atau lagu2dan irama musik lainnya akan sangat berpengaruh pada kecerdasan dan perkembangan otak, bakat seni dan perilaku.
Pembelajaran Musik sejak Usia 1 s/d 5 tahun

Pada usia di bawah lima tahun (balita) merupakan masa pembentukkan atau masa keemasan (golden age), di mana anak usia balita butuh banyak pembelajaran serta masukan dan referensi yang baik antara lain :
- Visual, yaitu bagaimana mengenal alam, benda, angka, huruf, perilaku, sifat dll, sehingga pengetahuan mereka terhadap banyak hal akan berpengaruh meningkatkan IQ
- Hearing, yaitu bagaimana anak mendapat referensi pendengaran melalui bunyi seperti bahasa, suara alunan musik, air, pohonan bergesek dll, akan memperkaya rasa, komunikasi bahasa, bakat seni sehingga akan meningkatkan kecerdasan emosi (EQ)
Pada usia 2 – 3 tahun anak2 dapat diperkenalkan dengan mendengarkan musik klasik, pop dan jazz termasuk belajar bernyanyi dan instrument keyboard untuk 3 (tiga) jari yaitu do – re -mi, selain itu anak2 juga diperkenalkan bentuk dan bunyi masing-masing alat musik, agar anak dapat mengenal dan membedakan setiap bunyi dan nama alat musik, seperti suling dengan flute, saxophone dengan trumpet, keyboard dengan piano, guitar dengan bass. Tentunya proses belajar dilakukan oleh anak2 dengan media bermain dan menyenangkan.
Pada usia 4 – 5 tahun anak2 mulai ditingkatkan kemampuannya hearing dan teknisnya, antara lain memberikan referensi lagu yang lebih sulit tapi menyenangkan dan anak mulai bermain keyboard dengan 5 (lima) jari yaitu do-re-mi-fa-sol. Tentunya proses belajarnya dilakukan sambil bermain seperti mengenal nilai dan ketuk dengan gambar2 menarik
Pada usia 6 – 12 tahun merupakan usia produktif untuk belajar karena anak layaknya kertas putih atau disket kosong, di mana masa usia kelas 1 s/d 6 SD merupakan masa belajar yang efektif. Apabila anak mulai belajar musik dari SLTP/SLTA tidak juga terlambat tapi harus mampu membagi waktu dan memiliki komitmen/ tanggung jawab terhadap apa yang dipilih dan dipelajari, mengingat anak2 SLTP/SLTA telah memiliki banyak kegiatan di sekolah dan kegiatan ekstra kurikuler lainnya.
Untuk belajar musik bagi anak2 disarankan memulai dari piano, biola atau guitar karena untuk pelajaran dasar musik, anak2 harus mempelajari musik klasik yang merupakan teknik dasar dari pelajaran musik lainnya seperti pop, jazz dan lain-lain. Selain itu musik klasik juga dapat membantu perkembangan otak, meningkatkan konsentrasi dan disiplin.
Setelah belajar musik klasik, anak2 dapat memilih dan melanjutkan pada instrument lainnya yang lebih spesifik dan belajar musik lainnya seperti pop, jazz, rock, blues dll. Biasanya bila anak2 mulai belajar musik dengan piano/guitar, maka instrument lainnya lebih mudah dipelajari.
Manfaat Musik bagi Pertumbuhan Anak

Pendidikan musik sangat penting untuk keseimbangan IQ dan EQ, selain itu juga bermanfaat untuk membentuk dan meningkatkan kepribadian, rasa empati, estetika, etika, percaya diri, sense of art, apresiasi, toleransi, disiplin, intelektual dan sosial. Jadi memberikan pendidikan musik kepada anak2 tidak semata-mata hanya untuk menjadi profesional singer/player.
Pada masa sekarang pendidikan musik dan meningkatkan EQ dan IQ merupakan salah satu syarat untuk mencapai sukses, sehingga sekarang anak2 dituntut untuk tidak hanya berprestasi di sekolah tapi anak2 juga harus memiliki skill lainnya atau curiculum vitae dari pendidikan ekstra kurikuler. Sekolah-sekolah pilihan termasuk univertas negeri maupun perusahaan juga selalu meminta prestasi atau kegiatan lainnya di luar sekolah seperti prestasi musik, olahraga, pendidikan dan lain-lain sebagai curiculum vitae.
Pendidikan musik selain untuk keseimbangan EQ & IQ, membentuk/meningkat kepribadian (personality), ada beberapa pilihan profesi dari pendidikan musik antara lain Profesional Player/Singer, Teacher & Industry, tinggal kita dapat memilih kemana kebutuhan kita mendidik anak kita dalam bermusik.

Musik ternyata mampu mempengaruhi perkembangan intelektual anak sekaligus membuat anak pintar bersosialisasi. Namun tidak semua jenis musik berpengaruh positif, walaupun hanya sekadar menjadi pengantar tidur.Banyak pakar musik maupun pendidik telah mengadakan penelitian untuk melihat efek positif dari beberapa jenis musik. Fakta terbaru menyimpulkan bahwa semua musik berirama tenang dan mengalun lembut dipercaya dapat memberi efek yang baik bagi bayi, dan anak-anak

Pada tahun pertama kelahirannya, otak bayi akan berkembang dengan sangat cepat dibandingkan pada usia-usia lainnya. Peranan suara dan musik pada tahapan ini adalah sebagai stimulan yang dapat mengoptimalkan perkembangan intelektual dan emosional mereka. Musik yang dapat dipergunakan untuk pendidikan dan alat mempertajam kecerdasan manusia adalah musik yang mempunyai keseimbangan 3 unsur: Melody, Ritme, dan Timbre (tone colour).

Dalam otak manusia terdapat reseptor (sinyal penerima) yang bisa mengenali musik. Otak bayi pun sudah dapat menerima musik tersebut meski dengan kemampuan terbatas karena pertumbuhan otaknya belum sempurna. Musik merupakan salah satu stimulasi untuk mempercepat dan mempersubur perkembangan otak bayi. Bila anak terbiasa mendengar musik yang indah, banyak sekali manfaat yang akan dirasakan oleh anak.

Tidak saja meningkatkan kognisi anak secara optimal, juga membangun kecerdasan emosional. Selain manfaat kognitif dan emosi, masih banyak lagi kegunaan musik bagi anak-anak. Contohnya, meningkatkan perkembangan motoriknya, meningkatkan kemampuan berbahasa, matematika, sekaligus kemampuan sosialnya, dan membangun rasa percaya diri.

Mengingat manfaat musik yang sungguh luas, dewasa ini mulai dikembangkan penggunaan musik untuk terapi. Dalam berbagai penelitian, diperlihatkan bukti-bukti pemanfaatan musik untuk menangani berbagai masalah, dari kecemasan hingga kanker, tekanan darah tinggi, nyeri kronis, disleksia, bahkan penyakit mental.

Terapi musik juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan kemampuan dan potensi para tuna grahita, yaitu mereka yang mengalami keterbelakangan mental/”down syndrome” (kategori “feeble minded”/ringan dengan IQ 50-77), gangguan emosi ringan, keterlambatan bicara, autisme, kekakuan otot ringan (cerebral palsy), “hydrocephaly”, dan “asperger”.

Beberapa sekolah musik, telah memiliki program intervensi khusus yang didukung oleh pakar terapi musik, guru musik, musisi, neurolog, psikolog, serta dokter ahli gizi medik, dan anak-anak dengan kondisi “handicapped” sehingga mampu berkembang menjadi pribadi mandiri. Bahkan mampu berkarya melalui keterampilan khusus di bidang musik.

Hasil penelitian Prof. Gordon Shaw dari Universitas California, Los Angeles, membagi sekelompok anak menjadi 3 kelompok: Belajar Musik, Belajar Komputer, dan Belajar Keterampilan. Ternyata kelompok pertama menunjukkan perkembangan yang dramatis, yaitu 35% lebih cerdas dari kelompok kedua maupun ketiga. Sedangkan Usia yang cocok bagi anak berlatih musik, yaitu usia 3 atau 4 sampai 6 tahun.


Usia tersebut adalah masa yang paling tepat untuk mulai belajar musik, karena masa ini adalah masa terbaik pada perkembangan pendengaran.

Selain itu, pada usia 8-9 tahun, otak kanan dan kiri akan terhubung dan akan mengalami penebalan pada penghubung otak kanan dan kiri. Untuk itu apabila diberikan pendidikan musik sebelum anak berusia 8 tahun, maka dapat meningkatkan kecerdasan. Hal ini banyak dibuktikan di negara-negara maju, sehingga musik dipakai sebagai kurikulum pelajaran wajib.


Unsur-unsur musik yang dapat berpengaruh dalam mencerdasan anak antara lain, musik yang mengandung nada pendek dan panjang nilai ketukan (tanda birama), potensi tinggi rendah nada, dinamika, transpla suara (mengukur ketinggian nada dari satu nada ke nada yang lain). Dengan unsur-unsur tersebut anak belajar matematika dan mengekpresikan nada tinggi dan rendah yang berbeda-beda, fantasi, emosi, dan dapat mengontrol emosi.

Dengan demikian, anak yang belajar menyanyi akan menggunakan fantasi otaknya berbeda dengan anak-anak yang belajar bernyanyi. Karena belajar bernyanyi merupakan bagian dari kecerdasan musik dan emosi yang dirangsang sejak usia dini. Selain itu, melalui syair dari lagu-lagu yang sederhana, dapat merangsang untuk mencari kalimat-kalimat yang lain. Seperti lagu yang sederhana yakni balonku ada lima, naik-naik ke puncak gunung, dapat diterapkan lebih meningkat ke lagu-lagu atau bentuk-bentuk yang lebih sulit,.seperti I have a dream, dan You reise me up.


Manfaat belajar musik yang akan dirasakan oleh antara lain manfaat bersosialisasi, melatih empati dan menumbuhkan musikalitas anak dengan menggunakan lagu dan gerakan–gerakan yang merangsang koordinasi bagian otak, serta melatih gaya belajar anak yang disesuaikan dengan usia anak. Sedangkan alat musik yang direkomendasikan antara lain, organ dan piano. Dentingan kedua alat musik ini bisa merangsang otak anak untuk lebih berkreasi. Tidak hanya dua alat musik itu saja, biola dan alat gesek tradisional, seperti kecapi juga kian banyak diminati, karena manfaat yang di dapat.


Disarankan, bagi anak yang telah mahir bermain musik, agar berani untuk mengadakan acara konser. Acara tersebut tidak hanya sebagai ajang evaluasi, namun juga akan merangsang perkembangan otak anak untuk sesuatu bunyi yang baru, contohnya yang biasanya memainkan lagu Indonesia Pusaka, akan mencari lagu yang sulit lagi seperti Let It Be Me dan Mother How are you to day. Dengan demikian, anak akan lebih berkreasi dalam memainkan musik secara klasik dan banyak menggunakan improvisasi.
Posted in:

No comments:

Post a Comment