Musik sangat berpengaruh
terhadap perkembangan jiwa manusia, khususnya pada janin dan masa usia 1 s/d 12
tahun. Di mana pada masa dan proses pertumbuhan perlu banyak referensi dan
masukkan yang baik dan positif, sehingga anak akan tumbuh dan berkembang secara
seimbang artinya antara IQ dan EQ.
Pembelajaran Musik sejak Janin Memberikan pendidikan sejak dini dapat
dilakukan sejak dari janin, maksudnya untuk ibu hamil apabila sering
mendengarkan musik klasik dari karya Mozart (Mozart Effect) atau lagu2dan irama
musik lainnya akan sangat berpengaruh pada kecerdasan dan perkembangan otak,
bakat seni dan perilaku.
Pembelajaran Musik sejak
Usia 1 s/d 5 tahun
Pada usia di bawah lima tahun (balita) merupakan masa pembentukkan atau masa keemasan (golden age), di mana anak usia balita butuh banyak pembelajaran serta masukan dan referensi yang baik antara lain :
- Visual, yaitu
bagaimana mengenal alam, benda, angka, huruf, perilaku, sifat dll, sehingga
pengetahuan mereka terhadap banyak hal akan berpengaruh meningkatkan IQ
- Hearing,
yaitu bagaimana anak mendapat referensi pendengaran melalui bunyi seperti
bahasa, suara alunan musik, air, pohonan bergesek dll, akan memperkaya rasa,
komunikasi bahasa, bakat seni sehingga akan meningkatkan kecerdasan emosi (EQ)
Pada usia 2 – 3 tahun anak2
dapat diperkenalkan dengan mendengarkan musik klasik, pop dan jazz termasuk
belajar bernyanyi dan instrument keyboard untuk 3 (tiga) jari yaitu do – re
-mi, selain itu anak2 juga diperkenalkan bentuk dan bunyi masing-masing alat
musik, agar anak dapat mengenal dan membedakan setiap bunyi dan nama alat
musik, seperti suling dengan flute, saxophone dengan trumpet, keyboard dengan
piano, guitar dengan bass. Tentunya proses belajar dilakukan oleh anak2 dengan
media bermain dan menyenangkan.
Pada usia 4 – 5 tahun anak2
mulai ditingkatkan kemampuannya hearing dan teknisnya, antara lain memberikan
referensi lagu yang lebih sulit tapi menyenangkan dan anak mulai bermain
keyboard dengan 5 (lima) jari yaitu do-re-mi-fa-sol. Tentunya proses belajarnya
dilakukan sambil bermain seperti mengenal nilai dan ketuk dengan gambar2
menarik
Pada usia 6 – 12 tahun merupakan
usia produktif untuk belajar karena anak layaknya kertas putih atau disket
kosong, di mana masa usia kelas 1 s/d 6 SD merupakan masa belajar yang efektif.
Apabila anak mulai belajar musik dari SLTP/SLTA tidak juga terlambat tapi harus
mampu membagi waktu dan memiliki komitmen/ tanggung jawab terhadap apa yang
dipilih dan dipelajari, mengingat anak2 SLTP/SLTA telah memiliki banyak
kegiatan di sekolah dan kegiatan ekstra kurikuler lainnya.
Untuk belajar musik bagi anak2
disarankan memulai dari piano, biola atau guitar karena untuk pelajaran dasar
musik, anak2 harus mempelajari musik klasik yang merupakan teknik dasar dari
pelajaran musik lainnya seperti pop, jazz dan lain-lain. Selain itu musik
klasik juga dapat membantu perkembangan otak, meningkatkan konsentrasi dan
disiplin.
Setelah belajar musik klasik,
anak2 dapat memilih dan melanjutkan pada instrument lainnya yang lebih spesifik
dan belajar musik lainnya seperti pop, jazz, rock, blues dll. Biasanya bila
anak2 mulai belajar musik dengan piano/guitar, maka instrument lainnya lebih
mudah dipelajari.
Manfaat Musik bagi
Pertumbuhan Anak
Pendidikan musik sangat penting untuk keseimbangan IQ dan EQ, selain itu juga bermanfaat untuk membentuk dan meningkatkan kepribadian, rasa empati, estetika, etika, percaya diri, sense of art, apresiasi, toleransi, disiplin, intelektual dan sosial. Jadi memberikan pendidikan musik kepada anak2 tidak semata-mata hanya untuk menjadi profesional singer/player.
Pada masa sekarang pendidikan
musik dan meningkatkan EQ dan IQ merupakan salah satu syarat untuk mencapai
sukses, sehingga sekarang anak2 dituntut untuk tidak hanya berprestasi di
sekolah tapi anak2 juga harus memiliki skill lainnya atau curiculum vitae dari
pendidikan ekstra kurikuler. Sekolah-sekolah pilihan termasuk univertas negeri
maupun perusahaan juga selalu meminta prestasi atau kegiatan lainnya di luar
sekolah seperti prestasi musik, olahraga, pendidikan dan lain-lain sebagai
curiculum vitae.
Pendidikan musik selain untuk
keseimbangan EQ & IQ, membentuk/meningkat kepribadian (personality), ada
beberapa pilihan profesi dari pendidikan musik antara lain Profesional
Player/Singer, Teacher & Industry, tinggal kita dapat memilih kemana
kebutuhan kita mendidik anak kita dalam bermusik.
Musik ternyata
mampu mempengaruhi perkembangan intelektual anak sekaligus membuat anak pintar
bersosialisasi. Namun tidak semua jenis musik berpengaruh positif, walaupun
hanya sekadar menjadi pengantar tidur.Banyak pakar musik maupun pendidik telah
mengadakan penelitian untuk melihat efek positif dari beberapa jenis musik.
Fakta terbaru menyimpulkan bahwa semua musik berirama tenang dan mengalun
lembut dipercaya dapat memberi efek yang baik bagi bayi, dan anak-anak
Pada tahun
pertama kelahirannya, otak bayi akan berkembang dengan sangat cepat
dibandingkan pada usia-usia lainnya. Peranan suara dan musik pada tahapan ini
adalah sebagai stimulan yang dapat mengoptimalkan perkembangan intelektual dan
emosional mereka. Musik yang dapat dipergunakan untuk pendidikan dan alat
mempertajam kecerdasan manusia adalah musik yang mempunyai keseimbangan 3
unsur: Melody, Ritme, dan Timbre (tone colour).
Dalam otak
manusia terdapat reseptor (sinyal penerima) yang bisa mengenali musik. Otak
bayi pun sudah dapat menerima musik tersebut meski dengan kemampuan terbatas
karena pertumbuhan otaknya belum sempurna. Musik merupakan salah satu stimulasi untuk mempercepat dan mempersubur perkembangan
otak bayi. Bila anak terbiasa mendengar musik yang indah, banyak sekali manfaat
yang akan dirasakan oleh anak.
Tidak saja meningkatkan kognisi anak secara
optimal, juga membangun kecerdasan emosional. Selain manfaat kognitif dan
emosi, masih banyak lagi kegunaan musik bagi anak-anak. Contohnya, meningkatkan
perkembangan motoriknya, meningkatkan kemampuan berbahasa, matematika,
sekaligus kemampuan sosialnya, dan membangun rasa percaya diri.
Mengingat manfaat musik yang sungguh luas, dewasa
ini mulai dikembangkan penggunaan musik untuk terapi. Dalam berbagai
penelitian, diperlihatkan bukti-bukti pemanfaatan musik untuk menangani
berbagai masalah, dari kecemasan hingga kanker, tekanan darah tinggi, nyeri
kronis, disleksia, bahkan penyakit mental.
Terapi musik juga dapat digunakan untuk
mengoptimalkan kemampuan dan potensi para tuna grahita, yaitu mereka yang
mengalami keterbelakangan mental/”down syndrome” (kategori “feeble
minded”/ringan dengan IQ 50-77), gangguan emosi ringan, keterlambatan bicara,
autisme, kekakuan otot ringan (cerebral palsy), “hydrocephaly”, dan “asperger”.
Beberapa
sekolah musik, telah memiliki program intervensi khusus yang didukung oleh
pakar terapi musik, guru musik, musisi, neurolog, psikolog, serta dokter ahli
gizi medik, dan anak-anak dengan kondisi “handicapped” sehingga mampu
berkembang menjadi pribadi mandiri. Bahkan mampu berkarya melalui keterampilan
khusus di bidang musik.
Hasil
penelitian Prof. Gordon Shaw dari Universitas California,
Los Angeles,
membagi sekelompok anak menjadi 3 kelompok: Belajar Musik, Belajar Komputer,
dan Belajar Keterampilan. Ternyata kelompok pertama menunjukkan perkembangan
yang dramatis, yaitu 35% lebih cerdas dari kelompok kedua maupun ketiga.
Sedangkan Usia yang cocok bagi anak berlatih musik, yaitu usia 3 atau 4 sampai
6 tahun.
Usia tersebut adalah masa yang
paling tepat untuk mulai belajar musik, karena masa ini adalah masa terbaik
pada perkembangan pendengaran.
Selain itu, pada usia 8-9 tahun, otak kanan dan kiri akan terhubung dan akan mengalami penebalan pada penghubung otak kanan dan kiri. Untuk itu apabila diberikan pendidikan musik sebelum anak berusia 8 tahun, maka dapat meningkatkan kecerdasan. Hal ini banyak dibuktikan di negara-negara maju, sehingga musik dipakai sebagai kurikulum pelajaran wajib.
Unsur-unsur musik yang dapat berpengaruh dalam
mencerdasan anak antara lain, musik yang mengandung nada pendek dan panjang
nilai ketukan (tanda birama), potensi tinggi rendah nada, dinamika, transpla
suara (mengukur ketinggian nada dari satu nada ke nada yang lain). Dengan
unsur-unsur tersebut anak belajar matematika dan mengekpresikan nada tinggi dan
rendah yang berbeda-beda, fantasi, emosi, dan dapat mengontrol emosi.
Dengan demikian, anak yang belajar menyanyi akan
menggunakan fantasi otaknya berbeda dengan anak-anak yang belajar bernyanyi.
Karena belajar bernyanyi merupakan bagian dari kecerdasan musik dan emosi yang
dirangsang sejak usia dini. Selain itu, melalui syair dari lagu-lagu yang
sederhana, dapat merangsang untuk mencari kalimat-kalimat yang lain. Seperti
lagu yang sederhana yakni balonku ada lima, naik-naik ke puncak gunung, dapat
diterapkan lebih meningkat ke lagu-lagu atau bentuk-bentuk yang lebih
sulit,.seperti I have a dream, dan You reise me up.
Manfaat belajar musik yang akan dirasakan oleh
antara lain manfaat bersosialisasi, melatih empati dan menumbuhkan musikalitas
anak dengan menggunakan lagu dan gerakan–gerakan yang merangsang koordinasi
bagian otak, serta melatih gaya belajar anak yang disesuaikan dengan usia anak.
Sedangkan alat musik yang direkomendasikan antara lain, organ dan piano.
Dentingan kedua alat musik ini bisa merangsang otak anak untuk lebih berkreasi.
Tidak hanya dua alat musik itu saja, biola dan alat gesek tradisional, seperti
kecapi juga kian banyak diminati, karena manfaat yang di dapat.
Disarankan, bagi anak yang telah mahir bermain
musik, agar berani untuk mengadakan acara konser. Acara tersebut tidak hanya
sebagai ajang evaluasi, namun juga akan merangsang perkembangan otak anak untuk
sesuatu bunyi yang baru, contohnya yang biasanya memainkan lagu Indonesia
Pusaka, akan mencari lagu yang sulit lagi seperti Let It Be Me dan Mother
How are you to day. Dengan demikian, anak akan lebih berkreasi dalam
memainkan musik secara klasik dan banyak menggunakan improvisasi.
No comments:
Post a Comment